Wednesday, March 07, 2007

honey, coffee and orange

yang dilakukannya setiap pagi setelah membersihkan diri adalah menikmati secangkir kopi pahit, selembar roti dengan madu dan sebuah jeruk, tidak lebih. perutnya sudah terkondisi untuk tidak menerima lebih dari itu atau dia akan tersiksa sepanjang paginya.
duduk di samping jendela kamarnya sambil menikmati itu semua adalah ritual dia setiap pagi. pikirannya kadang dibiarkan melayang entah kemana namun lebih sering dibiarkannya kosong saja.
honey atau madu, dipercayainya sebagai sumber kekuatan dan penambah daya tahan tubuhnya. kopi dia percayai sebagai penguat jantung dan pemberi rasa di pagi harinya, sedangkan jeruk selain memberinya kebutuhan akan sebuah vitamin juga sebagai penyegar di pagi hari. rutinitas dan keseragaman adalah cermin dirinya, belum bosan dia melakukan itu semua selama hampir lima tahun terakhir sejak dia tinggal sendiri atau lebih tepatnya ditinggal mati suaminya.
honey juga merupakan wujud rasa cinta dia yang masih selalu ada untuk mendiang suaminya. kekasih hatinya yang selalu dipanggil 'honey' ingin selalu dia hidupkan dalam dirinya melalui madu yang dia minum setiap hari. dia ingin selalu merasakan manisnya kenangan dan hidup mendatang yang bisa dia jalani.
coffee pahit adalah wujud betapa hidupnya pernah pahit dan mungkin akan diwarnai dengan gelap dan kepahitan. walau kadang-kadang dia mengganti dengan teh hijau yang memiliki kadar kepahitan yang berbeda namun keduanya selalu menyisakan rasa getir dan pahit di lidah dan kerongkongannya. cinta yang ditinggalkan mendiang suaminya menyisakan rasa pahit pula, cinta yang dia agungkan dan dipercaya mampu memberi dia hidup dan cahaya telah ternoda oleh rasa cinta lain di hati suaminya beberapa waktu sebelum dia mati. serasa berlari mengejar harimau yang sedang mengejar rusa gemuk maka sang harimau tidak akan pernah menengok sedikitpun untuk mengetahui betapa ada zebra yang rela menyerahkan hidupnya untuknya, mati demi dia dan berkalang darah serta tercerabik olehnya.
orange ...adalah buah kecintaannya dari semua perjalanan hidupnya. seperti jeruk yang berwarna kuning cerah dan berkilau serta lembut di luar namun ketika dibuka begitu banyak serat dan kadang asam untuk dinikmati walaupun sekuning apapun warna kulitnya. dia berdiri di sisi jendela itu sambil mengunyah jeruk manis (kali ini) namun berisi begitu banyak biji yang mengganggu kenikmatan hidupnya. begitu juga dengan dirinya, sering berlindung di balik keceriaan dan kemilau senyumnya namun di dalam begitu sering berkecamuk perang antara hitam putih, baik buruk, iya tidak, mati hidup dan segala macam lawan kata yang muncul di sekitarnya, dari cinta, pekerjaan, hubungan, uang, kebutuhan, dan segalanya.
honey, coffee and orange....entah kenapa secara tidak sengaja telah menjadi pilihan sarapan di pagi harinya dan dinikmatinya dengan sungguh dan ternyata semuanya merupakan wujud dari rasa yang ada di dalam dirinya. sebagian rasa itu mungkin telah mati, dipaksa mati atau dipaksa hidup, namun sebagian timbul dan tenggelam dalam rasa-rasa yang walaupun dari tiga hal yang sama namun selalu memberikan sensasi yang berbeda setiap paginya.
(ketika semua berkecamuk dalam dirinya)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home