Monday, January 22, 2007

robot

kata pakar itu,"bila seseorang menjalani hidupnya tanpa arah masa depan yang ingin dia capai maka dia ibarat zombi" (hehehe....tapi zombipun sebenarnya juga punya tujuan yg ingin dicapai ya?). mungkin yang lebih tepat adalah sebagai robot-makhluk yang digerakkan karena sebuah rutinitas dan tanpa keinginan untuk mengup-grade dirinya sama sekali kecuali ada yang menggerakkan dan menyuruh.

kisah kali ini bercerita tentang sang robot yang hidup di sebuah kota kecil di sudut sebuah negara yang tidak berisi robot melulu.

robot ini bernama sasha, berwujud menyerupai makhluk yang disebut perempuan di dunia nyata. sasha bekerja di sebuah pabrik penulisan naskah penting di kotanya...iya kota itu punya pabrik untuk menulis naskah-naskah penting hasil tulisan para robot-robot lain yang menjalankan kota Syntek itu. Naskah tentang bagaimana satu robot harus berperilaku terhadap robot yang lain, naskah bagaimana kota memperbaiki kerusakan mesin di tubuh robot-robot itu, naskah yang memuat aturan bagaimana robot harus menyeberang jalan dan sebagainya, semuanya detail dan sampai berbuku-buku untuk satu peraturan saja. karena banyaknya sekali naskah yang diterbitkan tiap bulannya maka dibutuhkan robot untuk mengetik naskah-naskah itu, sasha adalah salah satu robot itu.
sasha, termasuk robot keluaran rata-rata, dia tidak diciptakan untuk menjadi robot yang rumit dan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan sophisticated seperti yang lain. kota Syntek memang menerapkan sistem manusia, bahwa robot juga ada tingkatan-tingkatan kemampuannya.

kegiatan sasha di pagi hari adalah membersihkan mesin-mesinnya sendiri, mencharge mesin-mesinnya dan merapikan kembali mesin-mesin itu agar siap dipakai. robot-robot syntek memang diciptakan untuk dapat memelihara diri mereka sendiri sampai pada batas waktu kadaluarsa yang terpatri di barcode di belakang kepala mereka habis dengan sendirinya. selanjutnya sasha pergi ke tempat dia harus melakukan tugasnya pada waktu yang sama setiap paginya, melalui jalan yang sama, menyeberang perempatan yang sama, dan menyapa orang-orang atau robot-robot yang sama setiap paginya.

sesampai di ruangannya yang bermesin semua dan memiliki kemudahan yang luar biasa mudahnya bahkan ketika digunakan oleh seseorangpun, sasha memulai tugasnya. menyalakan mesin pengetik, membuka semua file yang diperlukan, dan mengecek jadwal hariannya dan mulai melakukan pengetikan demi pengetikan atas naskah-naskah penting yang harus dia selesaikan setiap harinya. targetnya adalah dia mampu mengetik satu buah buku naskah dokumen penting kota syntek tanpa cacat dan salah sedikitpun dalam satu minggu dan itu dia lakukan setiap minggunya.

sebagai robot pengetik sasha diberi reward berupa pelumas dan mesin onderdil baru untuk tubuhnya setiap bulannya, tapi dia tidak akan diberi barcode baru di belakang kepalanya karena itu sudah paten menempel di sana.

sasha adalah robot baru di kota syntek dan di kantor itu. mesinnya belum utuh sebagai robot atau dia belum menjadi robot yang sempurna karena masa lalunya. dia tidak pernah memutuskan untuk mengakhiri kehidupan sebelumnya sebagai manusia dan memulai hidupnya sebagai robot tapi perjalanan waktu di kota syntek membawanya pada perubahan itu. kota itu memang bisa menularkan sel-sel robotnya kepada penduduk yang mengikuti peraturan yang tertuang di naskah-naskah robotnya itu.

sasha dulunya adalah manusia yang ceria, penuh warna, dan penuh gairah dengan hidupnya. dia memiliki banyak impian dan keinginan untuk hidup. impian dan keinginan yang wajar sebagai seorang manusia perempuan, kuliah, bekerja, dan menikah dengan lelaki yang memujanya dan mencintainya. pada suatu ketika semua itu berubah, baginya serasa berhenti dan tanpa dia sadari kehidupannya berubah menjadi bagian dari para robot di kotanya.
dia memang telah kuliah, telah merasakan bekerja, telah merasakan menemukan lelaki yang memuja dan mencintainya bahkan dia juga memujanya juga, namun ketika dia ingin meneruskan kepada fase kehidupannya yang lebih dari sekedar merasakan tapi juga memiliki hal itu terjadi dan menimpanya. lelaki yang dicintai dan dia kira mencintainya tiba-tiba memutuskan untuk menjadi robot dan mengabdi sepenuhnya kepada bangsa dan negara tercinta. dia tidak menyangka bahwa diskusi mereka, percakapan mereka tentang masa depan telah membawa lelaki itu pada sebuah keinginan untuk merubah hidupnya. adalah hak semua warga di negaranya untuk menentukan akan menjadi apa dia, tetap sebagai manusia ataukan ingin berubah menjadi robot dan hak-hak itu amat sangat dihargai sekali dan dilindungi undang-undang bahkan (undang-undang yang diketik oleh para robot dan dihasilkan dari pemikiran robot dan manusia). ketika seseorang memutuskan untuk menjadi robot maka dia dengan sukarela akan mendatangi kantor barcode dan menempelkan code itu di belakang kepalanya dan mendaftarkan dirinya di dalam identitasnya sebagai robot. dan hukum ini tidak akan dapat dicabut sampai akhir kadaluarsa robot yang ditandatangani dalam sebuah kontrak perjanjian antara negara dan robot baru. kata lelaki itu, dia melakukan ini semua karena dia ingin bermakna dalam hidup, dia lelah menjadi manusia, dia lelah memiliki perasaan dan dia sudah tidak ingin melihat kebobrokan yang sering dia alami ketika menjalani sebagai manusia, dan yang paling mulia menurutnya diantara semua itu adalah dia melakukan demi uang dan negara (sesuatu yang sepertinya tidak masuk akal ketika pengabdian dibandingkan dengan besarnya materi). memang memutuskan menjadi robot akan dihargai dua kali lipat dari yang diterima manusia pada umumnya bahkan dia tetap mendapat hak untuk turun mesin setiap bulannya dan bisa jadi mendapat promosi berupa up-grade system ke negara lain. yang mana ketika menjadi robot sebenarnya semua itu sudah tidak menjadi penting lagi karena mereka sudah tidak bisa merasakan, tidak perlu berpikir sulit karena program yang dimasukkan ke dalam systemnya telah dapat mengantisipasi segala kemungkinan buruk yang terjadi di sekitarnya. namun, untuk memelihara robot, negara begitu memperhatikan mereka agar tidak lekas aus dan rusak, karena biaya perbaikan total amat sangat mahal. negara bahkan rela meminjam begitu banyak uang ke negara tetangga untuk dapat selalu mengup-grade robot-robotnya termasuk robot lelaki sasha itu.
yang membuat sasha tidak habis pikir adalah lalu dimana dia selama ini bagi lelaki itu? lalu menjadi apa dia selama ini bagi lelaki itu (atau bagi robot lelaki itu)....pertanyaan itu yang selalu dia tanyakan berulang kali kepadanya dan kepada dirinya. apa yang tidak dapat mereka lakukan bersama sehingga akhirnya dia memutuskan untuk berubah?
karena kejadian itu, sasha tiba-tiba sudah tidak mempunyai arah hidup lagi, dia seperti tidak memiliki perasaan lagi, dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan selanjutnya, karena cita-cita dan impiannya yang dia pikir akan terjalin berdua ternyata tidak akan pernah terwujud. semua hanya omongan dan bayang-bayang semu saja.
perlahan demi perlahan, detik demi detik dan hari pun berganti dengan bulan, sasha menjalani hidupnya secara monoton, dia hanya melakukan aktifitas rutinnya sebagai karyawati di sebuah kantor swasta. negara itu begitu canggihnya sampai memiliki alat pendeteksi kecerdasan dan kelakuan seseorang baik di kantor maupun di perempatan jalan, maka secara perlahan sasha berubah sebagai robot. ketika dia pindah kebagian pengetikan naskah, dia ditawari untuk memasang barcode di belakang kepalanya...sedikit demi sedikit, sampai pada baris terakhir dimana dia tidak akan bisa kembali lagi menjadi manusia seperti lelakinya itu. ketika barcode itu belum lengkap dia masih bisa memutuskan untuk kembali menjadi manusia kembali. akhirnya dia memiliki lima garis di belakang kepalanya dari tujuh belas baris barcode yang harus dia terima untuk menjadi robot, namun sikap dan tindakannya mulai berubah menjadi robot dan dia mendapat previledge yang hampir seperti robot lainnya tapi belum sebanyak yang diterima lelakinya dulu itu.
di dalam diamnya kadang-kadang sasha masih bisa merasakan rasa yang dia miliki kepada lelakinya dulu itu. kadang-kadang dia masih menangis mengingatnya walaupun tidak separah waktu dia masih menjadi manusia dulu, semua sekarang terasa lebih ringan dan mudah ketika dia sedikit demi sedikit berubah itu. namun kadang-kadang pula dia masih mencoba mencari dalam dirinya gairah, impian dan cita-cita yang ingin dia capai dulu, tapi sekali lagi dia belum menemukan alasan yang tepat dan kuat untuk menumbuhkan itu semua. semua terasa sudah berakhir bersamaan berakhrinya lelaki itu menjadi manusia.
sasha tahu dia masih memilki kesempatan untuk kembali menjadi manusia dan hidup, tapi tidak untuk sekarang, tapi dia yakin dia akan hidup suatu saat nanti karena separuh dari dirinya tidak menghendaki dia menjadi robot seutuhnya seumur hidup.
(diantara gerimis kota robot, 22 Januari 2007)